"Jika seseorang mengamalkan ilmu yang dikuasainya, maka Allah SWT akan memberi ilmu yang tidak dia ketahui". Semoga barokah. Aamiin ....Guru SMAN 1 Sampang, Madura
Saat ini,
sebagian besar proses pembelajaran yang berlangsung di berbagai lembaga
pendidikan dilakukan di ruang kelas dan berlangsung secara tatap muka, biasanya
dikenal dengan nama kelas nyata. Menurut penulis, kelas nyata adalah suatu
kondisi proses pembelajaran antara guru dan peserta didik yang berlangsung
secara tatap muka. Guru bisa berinteraksi secara fisik dengan peserta didik,
demikian juga sebaliknya. Aktivitas yang berlangsung di dalam kelas nyata
menuntut keaktifan guru dan peserta didik yang sangat dinamis.
Kelas nyata ini mempunyai kelebihan, yaitu (1) efisien, (2) tidak
mahal, karena hanya menggunakan sedikit bahan ajar, dan (3) mudah disesuaikan
dengan keadaan peserta didik. Namun juga ada kelemahannya, yaitu (1) kurang
memperhatikan bakat dan minat peserta didik, (2) berpusat pada guru, (3) sulit
digunakan dalam kelompok yang heterogen, dan (4) gaya mengajar yang sering
berubah atau perbedaan gaya mengajar antar guru dapat membuat pembelajaran
tidak konsisten.
Di sisi
lain, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat pesat,
membuat para guru dan peserta didik harus bisa mengambil manfaatnya. Jangan
sampai kemajuan pesat TIK ini, hanya dijadikan oleh sebagian besar guru dan
peserta didik untuk bersosial media saja
atau bermain game saja. Setiap guru
dan peserta didik harus siap sedia untuk menerapkannya di dalam proses
pembelajaran. Bagaimana solusinya?
Diantara
solusi itu, para guru dan peserta didik bisa memanfaatkan portal “Rumah Belajar”?.
Rumah Belajar merupakan sebuah web pembelajaran yang dikembangkan oleh
Kemendikbud sejak tahun 2011, dengan alamat: http://belajar.kemdikbud.go.id.
Web inidapat dimanfaatkan seluas-luasnya oleh guru, peserta didik dan
atau anggota masyarakat lainnya untuk belajar. Portal Rumah belajar terdiri
dari 8 fitur utama yaitu Sumber Belajar, BSE (Buku Sekolah Elektronik), Bank
Soal, Laboratorium Maya, Peta Budaya, Wahana Jelajah Angkasa, PKB (Pengembangan
Keprofesian berkelanjutan)/Diklat Online, Kelas Maya, serta 3 fitur tambahan
yaitu: Karya Komunitas, Karya Guru dan Karya Bahasa Sastra.
Sebagai salah satu tugas
dan kewajiban Calon Duta Rumah Belajar tahun 2018 tingkat provinsi Jawa Timur
(CDRB2018Jatim), penulis akan mensosialisasikan salah satu fitur rumah belajar yang
bisa digunakan, yaitu fitur kelas maya. Hal ini dilakukan untuk peningkatan
profesionalitas guru melalui keterampilan mengembangkan bahan ajar dan ujian
berbasis TIK pada proses pembelajaran di kelas, serta optimalisasi penggunaan
perangkat elektronik dan fasilitas jaringan internet di sekolah.
Kelas maya sering juga
disebut sebagai virtual class atau
kelas virtual. Kelas maya merupakan sistem pembelajaran online antara guru dengan
peserta didik, yang dapat dilakukan di luar jam sekolah, kapan saja, dan dimana
saja.
Kelas maya ini mempunyai kelebihan, yaitu (1) guru dan peserta didik
dapat berkomunikasi, sepanjang terhubung dengan internet, (2) pembelajaran
berpusat pada peserta didik, sehingga peserta didik harus aktif dalam
pembelajaran, (3) tidak terbatas pada jumlah peserta didik dan ukuran kelas,
(3) penilaian dapat dilakukan dengan metode yang lebih bervariasi, dan (4)
orang tua/wali murid bisa memonitor perkembangan hasil pembelajaran anaknya.
Namun kelas maya ini juga mempunyai kelemahan, yaitu (1) realtif
mahal, karena diperlukan jaringan internet, komputer, laptop, tablet atau gadget untuk mengakses kelas maya, (2) jaringan
internet tidak stabil, tidak semua wilayah mempunyai jaringan internet yang
kuat, dan (3) tidak semua guru dan peserta didik mempunyai kemampuan yang sama
dalam penggunaan TIK.
Kelas maya di Rumah Belajar merupakan
sebuah learning management system
(LMS) yang dikembangkan khusus untuk memfasilitasi terjadinya pembelajaran
dalam jaringan (online) antara peserta
didik dan guru kapan saja, di mana saja. Pada waktu tertentu yang terjadwal
oleh guru, peserta didik dapat mengikuti pembelajaran virtual dengan pendidik melalui alat komunikasi synkronous (chat, video conference, audio conference, desktop sharing, whiteboard).
Strategi pembelajaran di Kelas Maya
lebih bersifat konstruktivistik yang menuntut pembelajaran aktif dan berpusat
pada peserta didik sehingga mendorong keterampilan peserta didik Pembelajaran
kelas maya ini menggunakan teknologi pembelajaran (Rumah Belajar) untuk
merancang, menyampaikan, dan mengatur pembelajaran formal dan informal serta
berbagi pengetahuan, sehingga model pembelajaran kelas maya ini dirancang
sebagai pelengkap kegiatan pembelajaran di kelas dengan lebih banyak pada
aktivitas synkronous berdasarkan
fasilitas TIK yang tersedia di sekolah.
Komponen pendukung pembelajaran kelas
maya yaitu: (1) Konten untuk pembelajaran, berhubung pembelajaran dilakukan
tanpa tatap muka, jadi pendidik harus memberikan materi (konten) untuk peserta
didik, (2) Perangkat keras (hardware),
berupa komputer, laptop, tablet, maupun smartphone,
(3) Perangkat lunak (software),
seperti LMS, dll, (4) Strategi komunikasi, menyangkut bagaimana peserta didik
mengikuti pembelajaran, mengerjakan tugas, dan mengikuti ujian, (5) Jaringan
internet, kelas maya tidak bisa berjalan tanpa internet. Jadi ketersediaan
internet adalah wajib.
Implementasi pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran melibatkan pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, guru, peserta
didik, admin (operator) dan orang tua. Sekolah sebagai penyelenggara kelas
maya, sehingga sekolah melalui kepala sekolah membuat kebijakan untuk membuka
kelas maya, mengatur, merencanakan, dan melaksanakan pembelajaran melalui kelas
maya.
Pendidik sebagai pengelola kelas maya
memiliki peran dalam keberhasilan pelaksanaan kelas maya. Hal ini terkait
tugas-tugas yang harus dilakukan pendidik dalam merencanakan, mempersiapkan,
melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran melalui kelas maya.
Peserta didik sebagai peserta
kelas maya mendapatkan fasilitas pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman
terhadap suatu materi. Peserta kelas maya dituntut kemandirian dan kesungguhan
dalam mengikuti kelas maya ini.
Administrator memiliki hak akses
dalam mengelola keseluruhan sistem diantaranya mengelola master data sistem
(mata pelajaran, kelas, statistik), mengelola akses seluruh pengguna sistem
(penyelenggara, guru, peserta didik), mengatur pengelolaan seluruh kelas,
monitoring seluruh aktivitas sistem pembelajaran, monitoring seluruh aktivitas
pengguna sistem. Administrator dari Pustekkom dan sekolah.
Untuk mensinergikan antara kelas nyata
dan kelas maya, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, yaitu (1) Guru harus
punya akun di portal rumah belajar, Kemdikbud, (2) Guru harus menghubungi admin
portal rumah belajar agar dibuatkan akun kelas maya (baik sebagai
penyelenggara, guru, maupun peserta didik), (3) Jika guru sudah mendapat akun
dari admin portal rumah belajar, baik sebagai sekolah penyelenggara maupun
guru. Maka akun kelas maya sudah siap digunakan oleh sekolah dan guru, (4) saat
berlangsung pembelajaran di kelas nyata, guru dan peserta didik bisa mendaftar
secara bersama-sama ( sebagai guru dan peserta didik), (5) Guru dan peserta
didik sudah punya akun masing-masing, dan (6) selesai.
Selanjutnya guru berinteraksi di dalam
kelas maya dengan para peserta didik. Agar lebih baik lagi interaksinya, guru
bisa menambahkan beberapa komponen yang ada di dalam kelas maya, yaitu (1)
konten atau isi kelas maya (tujuan belajar, deskripsi, jumlah kegiatan belajar,
jumlah dan kreativitas media belajar), (2) aktivitas kelas (diskusi,
kuis/tugas, ujian), dan (3) jumlah kelas maya yang aktif (ada guru, peserta
didik dan materi)
Jika langkah-langkah singkat di atas
bisa diterapkan oleh guru dan peserta didik, maka sinergitas kelas nyata dan
kelas maya bisa berlangsung secara baik. Akhirnya, mutu dan proses pembelajaran
bisa berlangsung lebih baik lagi. Aamiin ....
“Pagi ini, bapak akan
menjelaskan tentang Lembar Kerja Siswa (LKS) Konsep Sistem Reproduksi Pada
Manusia yang telah kalian kerjakan,”
“Apakah ada yang masih belum
mengerjakan LKS sama sekali,”tanya
gurunya
“Ndak ada Pak,” kata
muridnya
“Baiklah, sebelum bapak
menjelaskan, kita akan membuat kesepakatan terlebih dulu,”
“Kesepakatan apa Pak,” taya
muridnya
“Sepakat tidak bersuara,”
jawab gurunya
“Maksudnya, Pak,” tanya
muridnya lagi
“Begini, saat bapak
menjelaskan konsep yang ada dalam LKS, apakah penjelasan bapak benar atau
salah, menarik atau tidak menarik, lucu atau tidak lucu, kalian semua tidak
perlu bersuara atau diam”,”
“Sepakat atau tidak,” tegas
gurunya
“Kalau ada konsep yang belum
jelas, bagaimana Pak,” tanya siswanya
“Nanti ada waktu khusus
untuk bertanya,” jawab gurunya
“Iya, bapak,” kata siswanya
“Jika begitu, kami sepakat,
bapak,” jawaban siswa lebih tegas lagi
“OK, kita sepakat,” komentar
gurunya
###########
Agar suaranya bisa
didengarkan secara jelas oleh semua siswa. Maka guru itu menyuruh siswanya
untuk memindahkan meja guru yang terletak di pojok depan kelas. Sesaat kemudian
suasana kelas pun berubah menjadi sunyi dan senyap, tidak ada suara yang
terdengar. Selanjutnya hanya suara guru itu yangterdengar memenuhi ruangan kelas. Tanpa
mengenal lelah, guru itu terus menjelaskan tentang konsep sistem reproduksi
pada manusia. Semua siswa mendengarkan penjelasan gurunya tanpa suara. Mereka
fokus kepada konsep sistem reproduksi pada manusia yang dijelaskan oleh
gurunya. Tanpa terasa, waktu 2 (dua) jam pelajaran berjalan singkat. Nampaknya
penjelasan yang disampaikan oleh guru tertanam dan membekas di hati dan pikiran
siswa.
“Baiklah anak-anak,”
“Penjelasan dari bapak tentang
konsep sistem reproduksipada manusia telah selesai, Ada pertanyaan?” kata
gurunya
Karakter
adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebaikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan
cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Pendidikan karakter dapat
dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai kebaikan pada diri
peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai-nilai karakter sebagai watak
dirinya, dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya sebagai anggota
masyarakat dan warga negara yang religius, produktif dan kreatif. Penguatan
pendidikan karakter adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan,
menguatkan, dan menerapkan berbagai nilai kabaikan melalui proses pendidikan
yang berlangsung di berbagai lembaga pendidikan.
Sebagai
salah satu lembaga pendidikan, setiap sekolah pasti mempunyai program penguatan
pendidikan karakter yang berbeda-beda. Namun tujuannya tetap sama, yaitu memperbaiki,
meningkatkan, dan menguatkan pendidikan karakter bagi seluruh warga sekolah (guru,
tenaga kependidikan dan peserta didiknya).
Sekolah kami
juga melakukan penguatan pendidikan karakter melalui kantin “3S-ToMaT”. Ini
bukan kantin yang biasa anda bayangkan, bukan pula makanan atau minuman yang
dijual. Namun kantin “3S-ToMaT” adalah istilah yang dibuat khusus oleh pihak sekolah
untuk menarik perhatian guru, tenaga kependidikan dan peserta didik.
Kantin “3S-ToMaT”
adalah sebuah kantin khusus yang merupakan singkatan dari Senyum, Sapa, Salam,
Tolong, Maaf, dan Terima Kasih. Ini artinya, semua warga sekolah harus
melakukan sikap, perbuatan dan tingkah laku seperti yang diinginkan di atas.
Berbagai
macam sikap, perbuatan, dan tingkah laku yang terdapat pada kantin “3S-ToMaT di atas dilakukan melalui 2
macam prinsip, yaitu (1) pembiasaan, dan (2) keteladanan. Hal ini diperlukan
agar peserta didik mampu memahami, merasakan, dan sekaligus mengerjakan
nilai-nilai kebaikan. Pembiasaan dapat menumbuhkan kekuatan pada diri peserta
didik untuk melakukan aktivitas tanpa paksaan. Namun demikian, pada situasi
tertentu strategi pembiasaan melalui cara “paksaan” dapat dibenarkan. Hal ini
karena suatu perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, lama kelamaan tidak
terasa sebagai paksaan. Selanjutnya akan menjadi kebiasaan yang mengakar dalam
jiwa peserta didik, sehingga menjadi sifat baik yang mendorong lahirnya akhlak atau
karakter yang baik pula.
Adapun prinsip
keteladanan efektif dilakukan karena fitrah manusia yang lebih kuat dipengaruhi dari melihat contoh di
sekitarnya. Ini menunjukkan bahwa setiap individu mempunyai kecenderungan untuk
belajar melalui peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah laku orang-orang di
sekitarnya. Nilai-nilai kebaikan tidak dapat dibentuk hanya melalui instruksi,
ucapan serta anjuran semata, tetapi diperlukan langkah pemberian contoh teladan
yang nyata dari guru, peserta didik sendiri, dan tenaga kependidikan, serta
lingkungan sekitarnya.
Penguatan
pendidikan karakter melalui kantin “3S-ToMaT” ini dimulai sejak peserta didik
mulai memasuki pintu gerbang sekolah. Setiap hari, para guru (1- 5 orang) secara
bergantian menunggu peserta didik yang datang ke sekolah. Setiap guru wajib
untuk senyum dan menyapa kepada para peserta didik. Begitu pun sebaliknya, para
peserta didik harus senyum, menyapa, memberi salam, dan mencium tangan gurunya.
Interaksi ini akan membuat ikatan kontak batin yang begitu kuat antara guru dan
peserta didik, melatih kedisiplinan guru dan peserta didik, dan melatih
keikhlasan guru dan peserta didik. Ini artinya 3S, Senyum, Sapa, dan Salam
sudah dimulai di awal masuk sekolah.
Senyum
terbukti dapat mengurangi stres dan menambah kawan. Ketika senyum, otot wajah
yang dibutuhkan untuk berkontraksi dan berelaksasi ternyata lebih sedikit
dibandingkan saat cemberut, yaitu sekitar 17 otot wajah saat tersenyum, dan 43
otot wajah saat cemberut.
Sapa
merupakan sebuah penghormatan kita terhadap orang lain. Ketika orang lain kita
sapa, mereka merasa dihormati. Sebaliknya, orang lain juga akan menghormati
kita, ini berarti sapa akan membawa nilai kebaikan.
Salam
terbukti dapat membuat orang lain saling menyayangi. Ketika kita memberikan
salam kepada orang lain, maka orang lain akan merasa senang dan merasa
diperhatikan.
Saat berada
di lingkungan sekolah. maka dilanjutkan pada Tomatnya. Artinya dalam segala
kegiatan atau aktivitas di sekolah, baik di luar kelas, dalam kelas, ruang
guru, maupun ruang TU. Setiap warga
sekolah tidak lupa untuk mengucapkan kata Tolong, Maaf, dan Terima kasih. Kata
Tolong dilakukan, jika ingin meminta orang lain untuk melakukan apa yang kita inginkan.
Kata Maaf dilakukan, jika ingin berbuat sesuatu yang tidak menyinggung perasaan
orang lain. Kata Terima kasih dilakukan, jika sudah ditolong atau dibantu oleh
orang lain.
Ketika
memohon bantuan kepada orang lain, ucapkan kata tolong. Ketika melakukan
kesalahan kepada orang lain, ucapkan kata maaf, dan ketika dibantu oleh orang
lain, ucapkan terima kasih. Orang yang terbiasa mengucapkan ketiga kata
tersebut adalah orang-orang yang memiliki kepribadian, akhlak dan karakter yang
baik. Kata tolong, maaf, dan terima kasih memiliki kekuatan yang luar biasa
dalam merekatkan tali silaturrahim dan ikatan persaudaraan, mendekatkan
hubungan yang renggang, mencairkan kekakuan komunikasi, bahkan meredakan sebuah
persengketaan.
Berbagai
macam nilai-nilai kebaikan di atas, akan terus dilakukan oleh seluruh warga
sekolah (guru, tenaga kependidikan dan peserta didiknya) selama berada di
lingkungan sekolah. Jika hal itu berlangsung secara konsisten, lama, dan
berkelanjutan, maka keberhasilan penguatan pendidikan karakter di sekolah kami,
Insya Allah akan berhasil. Aamiin ….
Di dalam
kehidupan, tumbuhan banyak memainkan peranan penting. Sebagai organisme
fotosintesis tumbuhan merupakan pemasokoksigen ke lingkungan dan
sumber makanan bagi organisme heterotof. Karenanya di dalam rantai makanan,
tumbuhan disebut sebagai produsen. Tumbuhan juga merupakan penyusun
utama ekosistem, terutama ekosistem hutan. Dalam hal ini tumbuhan
merupakan tempat tinggal atau habitat berbagai jenis satwa. Bahkan
berbagai jenis satwa tertentu memiliki habitat spesifik pada kanopi pepohonan,
contohnya adalah berbagai jenis burung dan berbagai jenis primata arboreal
Selain itu,
setiap jenis tumbuhan (lumut, paku, dan tumbuhan berbiji) mempunyai peran
tertentu yang khas. Secara sekilas, mungkin kalian melihat tumbuhan lumut tidak
mempunyai manfaat bagi kehidupan. Namun, ternyata lumut banyak berperan penting
di dalam ekosistem. Di ekosistem hutan hujan tropis, lumut berperan penting
dalam meningkatkan kemampuan hutan menahan air (waterholding
capacity). Selain itu, lumut juga merupakan habitat penting bagi organisme
lain, terutama populasi hewan invertebrata. Beberapa jenis anggrek, misalnya, tidak
akan dapat bertahan andaikan tidak ada lumut yang sehat. Bahkan lumut juga
merupakan media yang baik bagi perkecambahan biji tumbuhan tingkat tinggi.
Selain itu, ada
spesies tertentu pada tumbuhan lumut yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia/penduduk. Misalnya saja, Marchantiapolymorpa, yang
digunakan untuk mengobati sakit hepatitis (radang hati). Sphagnum sp.
dapat digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas. Selain itu, tumbuhan
lumut juga merupakan bioindikator pencemaran lingkungan. Bahkan berbagai
jenis lumut tertentu bisa menunjukkan adanya kandungan bahan tambang, misalnya
spesies lumut yang hidup di permukaan batuan yang mengandung biji besi.
Selain lumut,
tumbuhan paku yang mungkin dianggap kurang bermanfaat,
ternyata banyak banyak berperan dalam kehidupan kita. Contohnya, semanggi
(Marsellia crenata) dapat dimanfaatkan untuk dijadikan sayuran.
Paku rane (Selaginella wildenowi) dapat difungsikan sebagai obat
penyembuh luka. Dryopteris filixmas juga mempunyai fungsi yang sama
yakni sebagai bahan penghasil obat-obatan. Dalam bidang pertanian, Azolla
pinata dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau tanaman padi di sawah. Ini
dapat dilakukan karena tumbuhan tersebut dapat bersimbiosis dengan tanaman
algae biru, dan mampu mefi ksasi atau menambat N2 di dalam tanah.
Akibatnya, tanah bisa menjadi subur.
Selain itu,
tumbuhan paku juga merupakan tanaman ornamen taman yang memiliki nilai ekonomis
yang tinggi. Sebagai tanaman hias tumbuhan paku dapat dijual dengan harga yang
tinggi. Jenis tumbuhan paku yang bisa dimanfaatkan sebagai tanaman hias antara
lain paku sarang burung (Asplenium nidus), paku ekor merak (Adiantum
farleyense), paku suplir (Adiantum concatum), dan paku tanduk rusa (Platycerumbifurentum).
Setelah lumut
dan paku, tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan manusia adalah kelompok
tumbuhan berbiji. Tumbuhan berbiji yang berupa pohon bisa menjadi tumbuhan
perindang, misalnya beringin (Ficus benjamina), jati, mahoni, dan
akasia. Selain itu, bisa juga sebagai bahan obat-obatan. Obat kencing batu bisa
diambil dari bunga matahari, Diabetes mellitus dan diare bisa diatasi dengan
buah apel. Sebagai minuman penghangat badan, kita sering memanfaatkan jahe dan
temu lawak (golongan Zingiberaceae), dan kayu putih (Eucalyptus sp.).
Dan sebagai obat sakit malaria kita menggunakan kina (Cinchona succirubra).
Tumbuhan
berbiji merupakan sumber bahan pangan. Beberapa tumbuhan dapat digunakan
sebagai bahan pangan, baik sebagai sayur atau makanan pokok. Sumber protein
misalnya kacang, kedelai. Sumber vitamin misalnya wortel, tomat, buah-buahan,
dan kacang-kacangan. Sumber karbohidrat misalnya kentang, ketela pohon, ubi,
padi, jagung, gandum, dan sagu. Di Indonesia bagian timur (Papua dan Maluku),
masyarakatnya menggunakan sagu sebagai makanan pokok (sumber karbohidrat).
Sumber lemak misalnya kelapa (Cocos nucifua), kelapa sawit (Elaeis
guinensis), dan kacang tanah (Arachys hipogaea). Serta sumber serat
misalnya buah-buahan dan tumbuhan hijau.
Bahan Sandang
juga bisa diperoleh dari tumbuhan berbiji, contohnya kapas (Gossypium sp.)
dan rami. Selain itu, keindahan berbagai jenis bunga dan tanaman berbiji
lainnya merupakan aset tanaman hias, contohnya kamboja, beringin, palem, dan
anggrek. Sedangkan di bidang industri, berbagai jenis tumbuhan berbiji
merupakan bahan bakunya mulai dari bumbu dapur sampai mebeler. Sebagai bumbu
dapur, contohnya bawang merah, bawang putih, kencur, kunyit, laos, dan cabe.
Sebagai bahan makanan dan minuman misalnya kwaci, contohnya biji bunga matahari
(Helianthus annus), minuman keras, contohnya dari Juniperus
communis. Selain
itu, emping juga merupakan contoh makanan olahan dari melinjo (Gnetum gnemon).
Selain itu gula pasir dan gula jawa juga berasal dari tumbuhan berbiji, yatiu
tebu (Saccharum officinarum) dan kelapa (Cocos nucifera). Kopi
dan teh yang sering kita minum juga berasal dari tumbuhan berbiji yaitu Coff
ea sp. dan Camellia sp.
Di bidang bahan
bangunan atau ukiran berbagai jenis pohon dengan kualitas yang bagus merupakan
bahan baku pembuatan bangunan dan ukiran. Contohnya adalah Taxus baccata (Gymnospermae),
damar (Agathis alba), mahoni, Podocapus imbricata, Pinus
silvetris, dan jati.
Tumbuhan
berbiji mempunyai generasi sporofit lebih kompleks dibanding lumut dan
paku. Alat perkembangbiakan terdapat pada organ bunga (kumpulan sporofil)
atau berupa strobilus. Sementara itu, kumpulan sporofil pada tumbuhan
paku belum membentuk bunga. Sel kelamin (gamet) jantan terdapat dalam serbuk
sari dan gamet betina terdapat pada kantong embrio. Proses penggabungan sel
gamet jantan (sperma) dan sel gamet betina (sel telur) terjadi melalui buluh
serbuk sari. Oleh karena itu, Spermatophyta disebut juga EmbryophytaSiphonogama.
Tumbuhan
berbiji sudah dapat dibedakan secara jelas menjadi akar, batang, dan daun.
Tubuhnya bersifat multiseluler (tersusun oleh banyak sel) dengan ukuran
tubuhnya besar atau makroskopis dan mempunyai ketinggian bervariasi. Tumbuhan
berbiji memiliki jaringan pembuluh yang bervariasi dan terdiri dari floem,
berfungsi untuk mengangkut bahan makanan yang berasal dari daun ke seluruh
tubuh tanaman, serta xylem, berfungsi untuk mengangkut air dan mineral
dari dalam tanah.
Pada
umumnya, tumbuhan berbiji (kecuali tumbuhan parasit) bersifat autotrof atau
dapat mensintesis makanan sendiri melalui fotosintesis. Oleh karena itu,
tumbuhan berbiji merupakan organisme fotoautotrof. Sebagian besar
mempunyai tempat hidup (habitat) di darat (misalnya: mangga, rambutan,
dan jambu). Ada pula tumbuhan berbiji yang hidup mengapung di atas air
(misalnya: enceng gondok). Tumbuhan biji berkembangbiak secara aseksual maupun
secara seksual.
2. Klasifikasi Spermatophyta
Berdasarkan
ada tidaknya lapisan pelindung pada bakal biji, Divisi Spermatophyta dibedakan
menjadi 2 golongan, yaitu Sub divisi Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
dan Sub divisi Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).
a. Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)
Ciri
khas tumbuhan Gymnospermae (bahasa Yunani, gymnos = ‘telanjang’ dan sperma
= ‘benih’ atau ‘biji’) adalah tidak mempunyai pembungkus biji (ovarium).
Bakal bijinya terbuka dan terdapat pada permukaan daun buah (megasporofil).
Pada
umumnya berupa tumbuhan berkayu dengan bermacam-macam bentuk perawakan
(habitus). Tidak memiliki bunga yang sesungguhnya (bunga mereduksi menjadi
kantong serbuk sari dan bakal biji), sporofi l terpisah-pisah membentuk
strobilus jantan dan strobilus betina. Mempunyai sistem akar tunggang dan
batang tegak lurus atau bercabang- cabang. Akar dan batang berkambium, sehingga
selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Strobilus atau kerucut
mengandung 2 daun buah (tempat menempel bakal biji), yaitu makrosporangium dan mikrosporangium
yang terpisah satu sama lain. Penyerbukan hampir selalu dengan bantuan angin (anemogami).
Serbuk sari langsung jatuh pada bakal biji, dengan jarak waktu penyerbukan
sampai pembuahannya relatif panjang. Sel kelamin jantan umumnya berupa
spermatozoid yang masih bergerak dengan aktif.
Anggota
Gymnospermae yang masih ada (hidup) sampai saat ini, digolongkan menjadi 4
kelas, yaitu Kelas Cycadinae, Kelas Ginkyoinae, Kelas Coniferae, dan Kelas
Gnetinae.
1) Kelas Cycadinae
Tumbuhan
annggota kelas ini tubuhnya berkayu, menyerupai palem, dan tidak atau sedikit
bercabang. Sporofi l tersusun dalam strobilus berumah dua (dalam satu strobilus
terdapat 1 alat kelamin). Strobilus jantan sangat besar, tersusun oleh sporofil-sporofil
berbentuk sisik, dan banyak mikrosporangium. Pada strobilus betina (megasporofil),
sporofil berupa sisik dengan 2 bakal biji.
Kelas
ini hanya mempunyai 1 bangsa, yaitu Cycadales dan 1 suku, yaitu Cycadaceae.
Contohnya adalah pakis haji (Cycas rumphii) dan Dioon sp. (hidup
di Amerika).
2) Kelas Ginkyoinae ( sering dieja: Ginkoinae)
Anggotanya
berupa pohon dioceus (berumah dua), mempunyai tunas panjang dan pendek,
daunnya bertangkai panjang membentuk kipas. Mikrosporofil (benang sari) tidak
banyak dan susunan makrosporofil tidak begitu terang, dengan dua bakal biji
pada tangkai yang panjang. Kulit luar pada bijinya berdaging dan kulit dalamnya
keras. Kelas ini terdiri atas bangsa Ginkyoales dan suku Ginkyoaceae. Contohnya
adalah Ginkyo biloba.
3) Kelas Coniferae
Ciri
utama anggota Coniferae adalah adanya tajuk berbentuk kerucut (Coniferae
berasal dari kata conus = ‘kerucut’ dan ferein = ‘mendukung’). Anggotanya
dapat berupa semak, perdu, atau pohon. Daun-daunnya berbentuk jarum, sehingga
sering disebut pohon jarum. Tumbuhan ini berumah dua, tetapi ada juga yang
berumah satu. Kelas Coniferae terdiri dari beberapa ordo, antara lain Ordo Araucariales,
Ordo Podocarpales, Ordo Cupressales, dan Ordo Pinales. Ordo-ordo tersebut
umumnya disusun oleh satu suku. Contoh anggota Ordo Araucariales adalah Agathis
alba (Araucariaceae), contoh anggota Ordo Podocarpales adalah
Podocapus imbricata (Podocarpaceae), dan contoh anggota Ordo
Pinales adalah Pinus silvetris, Abies nordmanniana, dan Pinus
merkusii (Pinaceae). Sedangkan OrdoCupressales terdiri atas
dua suku, yaitu Taxodiaceae (contohnya Sequoiagigantea) dan
Famili Cupressaceae (contohnya Juniperus communis).
4) Kelas Gnetinae
Ciri-ciri
Gnetinae adalah batang berkayu (dapat bercabang atau tidak), bunga berkelamin
tunggal, dan pembuahan terjadi melalui pembentukan buluh serbuk sari. Kelas ini
terdiri atas 3 ordo, yaitu Ordo Ephedrales, Ordo Gnetales, dan Ordo
Welwitschiales. Contoh anggota Ordo Ephedrales adalah Ephedra
altissima (Ephedraceae). Contoh anggota Ordo Gnetales adalah melinjo
(Gnetum gnemon) yang merupakan anggota suku Gnetaceae. Tumbuhan yang
banyak dibudidayakan ini umumnya memiliki stobilus jantan dan betina yang
terdapat dalam satu pohon (berumah satu). Sedangkan contoh anggota Ordo
Welwitschiales adalah Welwitschia bainesii (Welwitschiaceae).
b. Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)
Angiospermae
(bahasa Yunani, angieo = ‘botol’, sperma = ‘biji’). Berbeda
dengan Gymnospermae, tumbuhan anggota Angiospermae mempunyai biji yang dilindungi
oleh bakal buah. Anggotanya dapat berupa tumbuhan berkayu atau berbatang basah
(herba), mempunyai bentuk dan susunan bunga bermacam-macam. Mikrosporangia
terdapat pada mikrosporofi l yang disebut benang sari.
Berdasarkan
bagian-bagiannya, bunga Angiospermae dibedakan menjadi bunga lengkap dan tidak
lengkap. Bunga lengkap mempunyai perhiasan bunga yang lengkap, yaitu
kelopak dan mahkota. Bunga taklengkap tidak mempunyai salah satu
bagian perhiasan bunga (mahkota atau kelopak). Sementara itu, berdasarkan alat
kelaminnya, bunga Angiospermae dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga
taksempurna. Bunga sempurna mempunyai alat kelamin betina (putik) dan
alat kelamin jantan (benang sari), sedangkan bunga tak lengkap hanya mempunyai
satu alat kelamin (putik atau benang sari saja).
Anggota
Subdivisi Angiospermae dibedakan berdasarkan jumlah daun lembaganya (cotyledon)
menjadi dua kelas, yaitu monocotyledoneae dan dicotyledoneae.
1) Kelas Monocotyledoneae (Monokotil)
Ciri
umum tumbuhan monokotil adalah bijinya mempunyai satu daun lembaga yang
berfungsi untuk menyerap zat makanan dari endosperma pada saat biji
berkecambah. Ciri lainnya adalah bunganya memiliki bagian-bagian yang jumlahnya
berkelipatan 3. Daunnya tunggal dan mempunyai tulang daun sejajar atau
melengkung. Tumbuhan monokotil mempunyai sistem akar serabut. Sebagian besar
berbatang basah, tetapi beberapa anggota yang lain merupakan tumbuhan berkayu.
Batang tidak bercabang, mempunyai buku-buku dan ruas-ruas yang jelas. Batang
dan akar tumbuhan monokotil tidak berkambium, sehingga tidak mengalami
pertumbuhan sekunder.
Tumbuhan
monokotil dibedakan menjadi beberapa ordo. Contoh ordo yang memiliki anggota
yang hidup di air adalah Alismatales, yaitu Hydrilla verticillata. Ordo
lain dari tumbuhan monokotil adalah Bromeliales. Bromeliales terdiri
dari beberapa famili, antara lain Bromeliaceae [contohnya nanas (Ananas
sativus)], Commelinaceae (contohnya Rhoeo discolor), dan
Pontederiaceae [contohnya enceng gondok (Eichornia crassipes)]. Ordo
Liliales merupakan tumbuhan monokotil yang memiliki beberapa suku, antara
lain Liliaceae, Amaryllidaceae, dan Dioscoreaceae. Contoh Liliaceae adalah
bawang putih (Alliun sativum), bawang merah (Allium cepa), lidah
buaya (Aloe vera), dan tulip (Tulipa gesneriana).
Sedangkan Arecales
merupakan ordo yang beranggotakan beberapa jenis tanaman yang sering kita
jumpai di sekitar kita. Contohnya adalah Zalacca edulis atau salak dan Cocos
nucifera atau
kelapa. Keduanya merupakan anggota suku Arecaceae. Contoh lainnya adalah Colocasia
esculenta atau talas (Araceae).
Beberapa ordo
yang lain adalah Pandanales, Cyperales, Orchidales, Poales, dan Zingiberales.
Contoh anggota Ordo Pandanales adalah pandan wangi (Pandanus
amaryllifolius), contoh anggota Ordo Cyperales adalah rumput teki (Cyperusrotundus), dan contoh anggota Ordo Orchidales adalah anggrek
bulan (Phalaenopsis amabilis). Sedangkan contoh anggota Ordo Poales adalah
jagung (Zea mays) dan bambu duri (Bambusa spinosa), dan contoh
anggota Ordo Zingiberales adalah kunyit (Curcuma domestica) dan
jahe (Zingiber offi cinale).
2) Kelas Dycotiledoneae (Dikotil)
Tumbuhan
anggota kelas dikotil mempunyai ciri-ciri umum, terutama saat biji berkecambah,
biji mempunyai dua daun lembaga yang terbelah menjadi dua bagian. Ciri lainnya
adalah bagian-bagian bunga berkelipatan 2, 4, atau 5. Daunnya tunggal atau majemuk
dan mempunyai tulang daun menjari atau menyirip. Tumbuhan dikotil mempunyai
sistem akar tunggang, dapat berupa tumbuhan semak, herba, atau pohon. Batang
bercabang dengan buku-buku dan ruas-ruas tidak jelas. Batang dan akar tumbuhan
dikotil berkambium (di antara xilem dan floem), sehingga mengalami pertumbuhan sekunder
(tumbuh membesar).
Berdasarkan
susunan dan ada tidaknya perhiasan bunga (mahkota dan kelopak), kelas dikotil
dibedakan menjadi tiga subkelas, yaitu Subkelas Monoklamida, Subkelas
Dialypetala, dan Subkelas Sympetala.
Subkelas
Monoklamida (Monochlamydae atau Apetalae), merupakan golongan tumbuhan tanpa perhiasan bunga
atau tidak dapat dibedakan antara mahkota dan kelopaknya. Kalaupun ada,
perhiasan bunganya hanya satu macam, sehingga disebut Monochlamydae (mono
= ‘satu’ dan chlamidos = ‘mantel’ atau ‘selubung’). Pada umumnya,
perhiasan bunga yang ada adalah kelopak (sepala), sehingga disebut pula Apetalae
(a = ‘tidak’ dan petala = ‘daun mahkota’). Beberapa ordo anggota Monochlamidae adalah Urticales, Piperales,Polygonales, dan Caryophyllales. Contoh anggota Ordo
Urticales adalahnangka (Artocarpus
integra) dan beringin (Ficus benjamina). Keduanyamerupakan anggota suku Moraceae. Ordo Piperales,
contohnya adalahsuku Piperaceae, misalnya
lada (Piper nigrum) dan sirih (Piper betle). OrdoPolygonales hanya mempunyai 1 suku, yaitu Poligonaceae
dengan contohjenisnya adalah air mata
pengantin (Antigonon leptopus). Sedangkan contohanggota Ordo Caryophyllales (Centrospermae) adalah berbagai jenisbayam (Amaranthaceae) dan Mirabilis jalapa atau
bunga pukul empat(Nyctaginaceae).
Subkelas
Dialypetala (Dialypetalae),
merupakan golongan tumbuhan yang mempunyai bagian-bagian perhiasan bunga
(mahkota dan kelopak) terpisah satu sama lain. Pada umumnya menunjukkan
perhiasan bunga yang lengkap. Subkelas ini terdiri atas beberapa ordo, antara
lain Ordo Rosales, Ordo Malvales, Ordo Ranales, Ordo Parietales, Ordo Myrtales,
dan Ordo Rutales. Contoh anggota Ordo Rosales adalah bunga merak atau Caesalpinia
pulcherrima (famili Caesalpiniaceae) dan orok-orok (Crotalaria sp.)
dan kacang tanah atau Arachis hypogaea (famili Papilionaceae). Contoh
anggota Ordo Malvales adalah bunga sepatu atau Hibiscus rosa-sinensis
(famili Malvaceae), dan contoh Ordo Ranales(Polycarpicae) adalah
sirsak (Annona muricata) dan srikaya atau Annonasquamosa (famili
Annonaceae). Contoh lainnya adalah yang merupakan anggota Suku Magnoliaceae,
seperti cempaka putih (Michelia alba) dan cempaka kuning (Michelia
champaca). Markisa (Passifl ora foetida) adalah contoh anggota Ordo
Parietales, yaitu dari Suku Passifl oraceae. Sedangkan contoh Ordo
Myrtales adalah jambu biji (Psidium guajava), dan contoh anggota Ordo
Rutales adalah jeruk atau Citrus sp. (famili Rutaceae).
Subkelas
Simpetala (Sympetalae),
merupakan golongan tumbuhan berbunga lengkap dan mempunyai bagian-bagian
perhiasan bunga (mahkota dan kelopak) saling berlekatan satu sama lain.
Subkelas ini terdiri atas beberapa ordo, misalnya Ordo Apocynales, Ordo
Asterales, Ordo Cucurbitales, Ordo Ebenales, Ordo Rubiales, dan Ordo Solanes.Allamanda cathartica (Apocynaceae), Catharanthus roseus dan
melati atau Jasminum sambac (famili Oleaceae) adalah contoh anggota Ordo
Apocynales. Contoh anggota Ordo Asterales adalah bunga matahari (Helianthusannus) dan kenikir atau Cosmos caudatus (famili Asteraceae).
Semangka (Citrullus vulgaris) adalah contoh anggota Ordo Cucurbitales
dan sawo bludru (Chrysophyllum cainito) adalah contoh anggota Ordo
Ebenales. Contoh anggota Ordo Rubiales adalah Ixora paludosa atau
bunga soka (Rubiaceae). Sedangkan contoh anggota Ordo Solanes adalah
kentang (Solanum tuberrosum), terong (Solanum melongena), tomat (Solanumlycopersicum), kecubung (Datura metel), dan cabe (Capsicum sp.),
yang berasal dari Suku Solanaceae. Contoh lainnya adalah jati atau Tectonagrandis (famili Verbenaceae) dan leng-lengan atau Leucas
lavandulifolia (famili Labiateae).
3. Reproduksi Spermatophyta
Berbeda
dengan tumbuhan paku dan lumut, tumbuhan berbiji berkembang biak dengan
bijinya. Biji terbentuk setelah terjadi pembuahan atau reproduksi secara
generatif, melalui sel-sel kelaminnya.
a. Gymnospermae
Reproduksi
aseksual pada Gymnospermae lebih jarang terjadi dibandingkan reproduksi secara
seksual. Berikut ini, kalian akan mempelajari contoh perkembangbiakan seksual
pada pinus (Pinus merkusii). Pinus
memiliki daur hidup yang khas. Pembuahan sel telurnyaterjadi di dalam jaringan sporofit induknya.
Seperti Gymnospermae pada umumnya, pinus mempunyai tajuk berbentuk kerucut
(strobilus). Strobilus tersebut merupakan tempat sporangium (mikrosporangium dan
makrosporangium) yang menghasilkan mikrospora dan makrospora.
Pada reproduksi
seksual, mikrospora (gamet jantan) membelah menghasilkan serbuk sari (bersel 4)
yang akan dilepaskan ke udara. Sementara itu, sel telur yang berasal dari
pembelahan megaspora juga terbentuk pada strobilus betina. Setelah serbuk sari
menempel pada strobilus betina maka terjadi perkecambahan serbuk sari.
Serbuk sari membentuk buluh atau tabung serbuk sari yang tipis, dengan membawa
inti sperma menuju sel telur (dapat memakan waktu 1 tahun). Selanjutnya, inti
sperma bersatu dan melebur dengan sel telur membentuk zigot. Zigot berkembang
menjadi embrio dengan mengambil makanan dari endosperm. Pada saat itu, biji
membentuk struktur tambahan berupa sayap tipis. Satu tahun kemudian, kerucut
betina melepaskan bijinya satu persatu. Biji-biji yang bersayap tersebut
menyebar ke tempat-tempat lain (terbang) dengan bantuan angin. Jika biji sampai
pada tempat yang sesuai maka terjadi perkecambahan biji, sehingga akan
terbentuk tumbuhan yang baru.
b. Angiospermae
Tumbuhan
Angisopermae dapat berkembang biak secara seksual maupun secara aseksual.
Karena banyak dimanfaatkan oleh manusia, maka jenis-jenis tumbuhan tersebut
banyak dikembangkan secara aseksual oleh manusia. Secara alami, beberapa
tumbuhan sebenarnya dapat melakukan reproduksi aseksual dengan berbagai cara
seperti dengan tunas maupun secara merunduk. Oleh manusia, reproduksi secara
aseksual tersebut dilakukan dengan menggunakan organ vegetatif, seperti akar
dan batang sehingga disebut reproduksi aseksual buatan.
Organ-organ
vegetatif tumbuhan (akar, batang, dan daun) dapat ditumbuhkan menjadi tumbuhan
baru dengan beberapa cara. Stek merupakan salah satu cara
perkembangbiakan yang banyak dilakukan oleh manusia. Teknik ini dilakukan
dengan mengambil atau memotong bagian tubuh tumbuhan seperti akar, batang, dan
daun. Contohnya adalah pada tanaman ketela pohon, yaitu dengan stek batang.
Jika batang tersebut dipotong menjadi beberapa bagian kemudian ditanam, maka
masing-masing bagian tersebut akan tumbuh menjadi tanaman ketela pohon yang
baru.
Selain
dikembangbiakkan dengan stek, tumbuhan Angiospermae juga dicangkok. Cangkok dilakukan
dengan menghilangkan bagian tertentu kulit batang dan getah tumbuhannya, kemudian
ditutup dengan lumut atau serat kelapa. Setelah bagian yang dicangkok tersebut
mampu membentuk akar, bagian cangkokan tersebut dapat dipotong dan ditanam.
Stek dan cangkok merupakan cara perkembangbiakan vegetatif tradisional. Secara
modern, perbanyakan tumbuhan juga dilakukan melalui teknik rekayasa genetika,
misalnya melalui kultur jaringan dan fusi protoplas.
Selain secara
vegetatif, tumbuhan Angiospermae secara alami berkembang biak secara seksual.
Reproduksi secara seksual pada spermatophyta adalah dengan membentuk biji, yang
dihasilkan dari organ reproduksi yaitu bunga. Reproduksi seksual pada Spermatophyta dimulai
dengan penyerbukan atau polinasi. Polinasi merupakan proses menempelnya
serbuk sari (stamen) pada kepala putik (stigma). Proses tersebut
dapat terjadi dengan bantuan angin, air, atau hewan-hewan penyerbuk
(polinator). Contoh hewan polinator adalah lebah, kupu-kupu, burung kolibri, kelelawar,
dan lain-lain.
Karena proses perkawinannya
yang jelas, yaitu didahului dengan polinasi, maka sebelum terjadi penyerbukan (polinasi),
kepala sari yang telah masak akan membuka. Selanjutnya, serbuk sari yang
terdapat pada kepala sari tersebut akan keluar atau jatuh dan menempel pada
kepala putik. Bagian yang berperan dalam fertilisasi adalah putik (stigma)
dan benang sari (stamen). Putik terdiri dari 3 bagian, yaitu kepala
putik, tangkai putik, dan ovulum. Sementara itu, benang sari terdiri dari
kepala sari dan tangkai sari.
Di dalam
ovulum, terdapat megasporofit yang membelah menjadi empat megaspora. Satu
megaspora yang hidup membelah tiga kali berturut- turut. Hasilnya berupa sebuah
sel besar, disebut kandung lembagamuda yang mengandung delapan
inti. Di ujung ovulum terdapat sebuah lubang (mikropil), sebagai tempat
masuknya saluran serbuk sari ke dalam kandung lembaga. Selanjutnya, tiga dari
delapan inti tadi menempatkan diri di dekat mikropil. Dua dari tiga inti disebut
sel sinergid.
Sementara itu,
inti yang ketiga disebut sel telur. Tiga buah inti lainnya (antipoda)
bergerak ke arah kutub yang berlawanan dengan mikropil (kutub kalaza).
Sisanya, dua inti yang disebut inti kutub, bersatu di tengah kandung
lembaga dan terjadilah sebuah inti diploid (2n). Inti ini disebut inti
kandung lembaga sekunder. Inti kandung lembaga yang
telah masak, disebut megagametofit dan siap untuk dibuahi. Serbuk
sari yang jatuh pada kepala putik yang sesuai, akan berkecambah atau
memunculkan suatu saluran kecil (buluh serbuk sari).
Buluh serbuk
sari semakin tumbuh memanjang di dalam tangkai putik (stilus). Selama
perjalanan buluh menuju ovulum, inti serbuk sari membelah menjadi inti
vegetatif dan inti generatif. Inti vegetatif berfungsi sebagai penunjuk arah
inti generatif dan akan melebur sebelum sampai ke bakal biji (ovulum).
Inti generatif membelah menjadi dua inti sperma yang akan menembus ovarium
(bakal buah) dan sampai ke ovulum (bakal biji).
Di dalam ovulum,
inti serbuk sari (inti sperma) bertemu dengan inti sel telur, sehingga terjadi
peleburan antara kedua inti tersebut. Proses peleburan kedua inti ini, disebut pembuahan
atau fertilisasi. Inti sperma yang satu akan membuahi inti sel telur
membentuk zigot, sedangkan inti sperma lainnya membuahi inti kandung lembaga
sekunder membentuk endosperma. Peristiwa pembuahan ini disebut pembuahan
ganda.
Pada
perkembangan selanjutnya, bakal biji akan tumbuh menjadi biji dan bakal buah
akan menjadi buah yang membungkus biji (pada beberapa spesies tumbuhan). Jika
biji ditumbuhkan di tempat yang sesuai, biji akan berkecambah dan akan
membentuk tumbuhan yang baru.