1. Ciri Umum Spermatophyta
Tumbuhan
berbiji mempunyai generasi sporofit lebih kompleks dibanding lumut dan
paku. Alat perkembangbiakan terdapat pada organ bunga (kumpulan sporofil)
atau berupa strobilus. Sementara itu, kumpulan sporofil pada tumbuhan
paku belum membentuk bunga. Sel kelamin (gamet) jantan terdapat dalam serbuk
sari dan gamet betina terdapat pada kantong embrio. Proses penggabungan sel
gamet jantan (sperma) dan sel gamet betina (sel telur) terjadi melalui buluh
serbuk sari. Oleh karena itu, Spermatophyta disebut juga Embryophyta Siphonogama.
Tumbuhan
berbiji sudah dapat dibedakan secara jelas menjadi akar, batang, dan daun.
Tubuhnya bersifat multiseluler (tersusun oleh banyak sel) dengan ukuran
tubuhnya besar atau makroskopis dan mempunyai ketinggian bervariasi. Tumbuhan
berbiji memiliki jaringan pembuluh yang bervariasi dan terdiri dari floem,
berfungsi untuk mengangkut bahan makanan yang berasal dari daun ke seluruh
tubuh tanaman, serta xylem, berfungsi untuk mengangkut air dan mineral
dari dalam tanah.
Pada
umumnya, tumbuhan berbiji (kecuali tumbuhan parasit) bersifat autotrof atau
dapat mensintesis makanan sendiri melalui fotosintesis. Oleh karena itu,
tumbuhan berbiji merupakan organisme fotoautotrof. Sebagian besar
mempunyai tempat hidup (habitat) di darat (misalnya: mangga, rambutan,
dan jambu). Ada pula tumbuhan berbiji yang hidup mengapung di atas air
(misalnya: enceng gondok). Tumbuhan biji berkembangbiak secara aseksual maupun
secara seksual.
2. Klasifikasi Spermatophyta
Berdasarkan
ada tidaknya lapisan pelindung pada bakal biji, Divisi Spermatophyta dibedakan
menjadi 2 golongan, yaitu Sub divisi Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
dan Sub divisi Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).
a. Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)
Ciri
khas tumbuhan Gymnospermae (bahasa Yunani, gymnos = ‘telanjang’ dan sperma
= ‘benih’ atau ‘biji’) adalah tidak mempunyai pembungkus biji (ovarium).
Bakal bijinya terbuka dan terdapat pada permukaan daun buah (megasporofil).
Pada
umumnya berupa tumbuhan berkayu dengan bermacam-macam bentuk perawakan
(habitus). Tidak memiliki bunga yang sesungguhnya (bunga mereduksi menjadi
kantong serbuk sari dan bakal biji), sporofi l terpisah-pisah membentuk
strobilus jantan dan strobilus betina. Mempunyai sistem akar tunggang dan
batang tegak lurus atau bercabang- cabang. Akar dan batang berkambium, sehingga
selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Strobilus atau kerucut
mengandung 2 daun buah (tempat menempel bakal biji), yaitu makrosporangium dan mikrosporangium
yang terpisah satu sama lain. Penyerbukan hampir selalu dengan bantuan angin (anemogami).
Serbuk sari langsung jatuh pada bakal biji, dengan jarak waktu penyerbukan
sampai pembuahannya relatif panjang. Sel kelamin jantan umumnya berupa
spermatozoid yang masih bergerak dengan aktif.
Anggota
Gymnospermae yang masih ada (hidup) sampai saat ini, digolongkan menjadi 4
kelas, yaitu Kelas Cycadinae, Kelas Ginkyoinae, Kelas Coniferae, dan Kelas
Gnetinae.
1) Kelas Cycadinae
Tumbuhan
annggota kelas ini tubuhnya berkayu, menyerupai palem, dan tidak atau sedikit
bercabang. Sporofi l tersusun dalam strobilus berumah dua (dalam satu strobilus
terdapat 1 alat kelamin). Strobilus jantan sangat besar, tersusun oleh sporofil-sporofil
berbentuk sisik, dan banyak mikrosporangium. Pada strobilus betina (megasporofil),
sporofil berupa sisik dengan 2 bakal biji.
Kelas
ini hanya mempunyai 1 bangsa, yaitu Cycadales dan 1 suku, yaitu Cycadaceae.
Contohnya adalah pakis haji (Cycas rumphii) dan Dioon sp. (hidup
di Amerika).
2) Kelas Ginkyoinae ( sering dieja: Ginkoinae)
Anggotanya
berupa pohon dioceus (berumah dua), mempunyai tunas panjang dan pendek,
daunnya bertangkai panjang membentuk kipas. Mikrosporofil (benang sari) tidak
banyak dan susunan makrosporofil tidak begitu terang, dengan dua bakal biji
pada tangkai yang panjang. Kulit luar pada bijinya berdaging dan kulit dalamnya
keras. Kelas ini terdiri atas bangsa Ginkyoales dan suku Ginkyoaceae. Contohnya
adalah Ginkyo biloba.
3) Kelas Coniferae
Ciri
utama anggota Coniferae adalah adanya tajuk berbentuk kerucut (Coniferae
berasal dari kata conus = ‘kerucut’ dan ferein = ‘mendukung’). Anggotanya
dapat berupa semak, perdu, atau pohon. Daun-daunnya berbentuk jarum, sehingga
sering disebut pohon jarum. Tumbuhan ini berumah dua, tetapi ada juga yang
berumah satu. Kelas Coniferae terdiri dari beberapa ordo, antara lain Ordo Araucariales,
Ordo Podocarpales, Ordo Cupressales, dan Ordo Pinales. Ordo-ordo tersebut
umumnya disusun oleh satu suku. Contoh anggota Ordo Araucariales adalah Agathis
alba (Araucariaceae), contoh anggota Ordo Podocarpales adalah
Podocapus imbricata (Podocarpaceae), dan contoh anggota Ordo
Pinales adalah Pinus silvetris, Abies nordmanniana, dan Pinus
merkusii (Pinaceae). Sedangkan Ordo Cupressales terdiri atas
dua suku, yaitu Taxodiaceae (contohnya Sequoia gigantea) dan
Famili Cupressaceae (contohnya Juniperus communis).
4) Kelas Gnetinae
Ciri-ciri
Gnetinae adalah batang berkayu (dapat bercabang atau tidak), bunga berkelamin
tunggal, dan pembuahan terjadi melalui pembentukan buluh serbuk sari. Kelas ini
terdiri atas 3 ordo, yaitu Ordo Ephedrales, Ordo Gnetales, dan Ordo
Welwitschiales. Contoh anggota Ordo Ephedrales adalah Ephedra
altissima (Ephedraceae). Contoh anggota Ordo Gnetales adalah melinjo
(Gnetum gnemon) yang merupakan anggota suku Gnetaceae. Tumbuhan yang
banyak dibudidayakan ini umumnya memiliki stobilus jantan dan betina yang
terdapat dalam satu pohon (berumah satu). Sedangkan contoh anggota Ordo
Welwitschiales adalah Welwitschia bainesii (Welwitschiaceae).
b. Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)
Angiospermae
(bahasa Yunani, angieo = ‘botol’, sperma = ‘biji’). Berbeda
dengan Gymnospermae, tumbuhan anggota Angiospermae mempunyai biji yang dilindungi
oleh bakal buah. Anggotanya dapat berupa tumbuhan berkayu atau berbatang basah
(herba), mempunyai bentuk dan susunan bunga bermacam-macam. Mikrosporangia
terdapat pada mikrosporofi l yang disebut benang sari.
Berdasarkan
bagian-bagiannya, bunga Angiospermae dibedakan menjadi bunga lengkap dan tidak
lengkap. Bunga lengkap mempunyai perhiasan bunga yang lengkap, yaitu
kelopak dan mahkota. Bunga tak lengkap tidak mempunyai salah satu
bagian perhiasan bunga (mahkota atau kelopak). Sementara itu, berdasarkan alat
kelaminnya, bunga Angiospermae dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga
tak sempurna. Bunga sempurna mempunyai alat kelamin betina (putik) dan
alat kelamin jantan (benang sari), sedangkan bunga tak lengkap hanya mempunyai
satu alat kelamin (putik atau benang sari saja).
Anggota
Subdivisi Angiospermae dibedakan berdasarkan jumlah daun lembaganya (cotyledon)
menjadi dua kelas, yaitu monocotyledoneae dan dicotyledoneae.
1) Kelas Monocotyledoneae (Monokotil)
Ciri
umum tumbuhan monokotil adalah bijinya mempunyai satu daun lembaga yang
berfungsi untuk menyerap zat makanan dari endosperma pada saat biji
berkecambah. Ciri lainnya adalah bunganya memiliki bagian-bagian yang jumlahnya
berkelipatan 3. Daunnya tunggal dan mempunyai tulang daun sejajar atau
melengkung. Tumbuhan monokotil mempunyai sistem akar serabut. Sebagian besar
berbatang basah, tetapi beberapa anggota yang lain merupakan tumbuhan berkayu.
Batang tidak bercabang, mempunyai buku-buku dan ruas-ruas yang jelas. Batang
dan akar tumbuhan monokotil tidak berkambium, sehingga tidak mengalami
pertumbuhan sekunder.
Tumbuhan
monokotil dibedakan menjadi beberapa ordo. Contoh ordo yang memiliki anggota
yang hidup di air adalah Alismatales, yaitu Hydrilla verticillata. Ordo
lain dari tumbuhan monokotil adalah Bromeliales. Bromeliales terdiri
dari beberapa famili, antara lain Bromeliaceae [contohnya nanas (Ananas
sativus)], Commelinaceae (contohnya Rhoeo discolor), dan
Pontederiaceae [contohnya enceng gondok (Eichornia crassipes)]. Ordo
Liliales merupakan tumbuhan monokotil yang memiliki beberapa suku, antara
lain Liliaceae, Amaryllidaceae, dan Dioscoreaceae. Contoh Liliaceae adalah
bawang putih (Alliun sativum), bawang merah (Allium cepa), lidah
buaya (Aloe vera), dan tulip (Tulipa gesneriana).
Sedangkan Arecales
merupakan ordo yang beranggotakan beberapa jenis tanaman yang sering kita
jumpai di sekitar kita. Contohnya adalah Zalacca edulis atau salak dan Cocos
nucifera atau
kelapa. Keduanya merupakan anggota suku Arecaceae. Contoh lainnya adalah Colocasia
esculenta atau talas (Araceae).
Beberapa ordo
yang lain adalah Pandanales, Cyperales, Orchidales, Poales, dan Zingiberales.
Contoh anggota Ordo Pandanales adalah pandan wangi (Pandanus
amaryllifolius), contoh anggota Ordo Cyperales adalah rumput teki (Cyperus
rotundus), dan contoh anggota Ordo Orchidales adalah anggrek
bulan (Phalaenopsis amabilis). Sedangkan contoh anggota Ordo Poales adalah
jagung (Zea mays) dan bambu duri (Bambusa spinosa), dan contoh
anggota Ordo Zingiberales adalah kunyit (Curcuma domestica) dan
jahe (Zingiber offi cinale).
2) Kelas Dycotiledoneae (Dikotil)
Tumbuhan
anggota kelas dikotil mempunyai ciri-ciri umum, terutama saat biji berkecambah,
biji mempunyai dua daun lembaga yang terbelah menjadi dua bagian. Ciri lainnya
adalah bagian-bagian bunga berkelipatan 2, 4, atau 5. Daunnya tunggal atau majemuk
dan mempunyai tulang daun menjari atau menyirip. Tumbuhan dikotil mempunyai
sistem akar tunggang, dapat berupa tumbuhan semak, herba, atau pohon. Batang
bercabang dengan buku-buku dan ruas-ruas tidak jelas. Batang dan akar tumbuhan
dikotil berkambium (di antara xilem dan floem), sehingga mengalami pertumbuhan sekunder
(tumbuh membesar).
Berdasarkan
susunan dan ada tidaknya perhiasan bunga (mahkota dan kelopak), kelas dikotil
dibedakan menjadi tiga subkelas, yaitu Subkelas Monoklamida, Subkelas
Dialypetala, dan Subkelas Sympetala.
Subkelas
Monoklamida (Monochlamydae atau Apetalae), merupakan golongan tumbuhan tanpa perhiasan bunga
atau tidak dapat dibedakan antara mahkota dan kelopaknya. Kalaupun ada,
perhiasan bunganya hanya satu macam, sehingga disebut Monochlamydae (mono
= ‘satu’ dan chlamidos = ‘mantel’ atau ‘selubung’). Pada umumnya,
perhiasan bunga yang ada adalah kelopak (sepala), sehingga disebut pula Apetalae
(a = ‘tidak’ dan petala = ‘daun mahkota’). Beberapa ordo anggota Monochlamidae adalah Urticales, Piperales, Polygonales, dan Caryophyllales. Contoh anggota Ordo
Urticales adalah nangka (Artocarpus
integra) dan beringin (Ficus benjamina). Keduanya merupakan anggota suku Moraceae. Ordo Piperales,
contohnya adalah suku Piperaceae, misalnya
lada (Piper nigrum) dan sirih (Piper betle). Ordo Polygonales hanya mempunyai 1 suku, yaitu Poligonaceae
dengan contoh jenisnya adalah air mata
pengantin (Antigonon leptopus). Sedangkan contoh
anggota Ordo Caryophyllales (Centrospermae) adalah berbagai jenis bayam (Amaranthaceae) dan Mirabilis jalapa atau
bunga pukul empat (Nyctaginaceae).
Subkelas
Dialypetala (Dialypetalae),
merupakan golongan tumbuhan yang mempunyai bagian-bagian perhiasan bunga
(mahkota dan kelopak) terpisah satu sama lain. Pada umumnya menunjukkan
perhiasan bunga yang lengkap. Subkelas ini terdiri atas beberapa ordo, antara
lain Ordo Rosales, Ordo Malvales, Ordo Ranales, Ordo Parietales, Ordo Myrtales,
dan Ordo Rutales. Contoh anggota Ordo Rosales adalah bunga merak atau Caesalpinia
pulcherrima (famili Caesalpiniaceae) dan orok-orok (Crotalaria sp.)
dan kacang tanah atau Arachis hypogaea (famili Papilionaceae). Contoh
anggota Ordo Malvales adalah bunga sepatu atau Hibiscus rosa-sinensis
(famili Malvaceae), dan contoh Ordo Ranales (Polycarpicae) adalah
sirsak (Annona muricata) dan srikaya atau Annona squamosa (famili
Annonaceae). Contoh lainnya adalah yang merupakan anggota Suku Magnoliaceae,
seperti cempaka putih (Michelia alba) dan cempaka kuning (Michelia
champaca). Markisa (Passifl ora foetida) adalah contoh anggota Ordo
Parietales, yaitu dari Suku Passifl oraceae. Sedangkan contoh Ordo
Myrtales adalah jambu biji (Psidium guajava), dan contoh anggota Ordo
Rutales adalah jeruk atau Citrus sp. (famili Rutaceae).
Subkelas
Simpetala (Sympetalae),
merupakan golongan tumbuhan berbunga lengkap dan mempunyai bagian-bagian
perhiasan bunga (mahkota dan kelopak) saling berlekatan satu sama lain.
Subkelas ini terdiri atas beberapa ordo, misalnya Ordo Apocynales, Ordo
Asterales, Ordo Cucurbitales, Ordo Ebenales, Ordo Rubiales, dan Ordo Solanes.
Allamanda cathartica (Apocynaceae), Catharanthus roseus dan
melati atau Jasminum sambac (famili Oleaceae) adalah contoh anggota Ordo
Apocynales. Contoh anggota Ordo Asterales adalah bunga matahari (Helianthus
annus) dan kenikir atau Cosmos caudatus (famili Asteraceae).
Semangka (Citrullus vulgaris) adalah contoh anggota Ordo Cucurbitales
dan sawo bludru (Chrysophyllum cainito) adalah contoh anggota Ordo
Ebenales. Contoh anggota Ordo Rubiales adalah Ixora paludosa atau
bunga soka (Rubiaceae). Sedangkan contoh anggota Ordo Solanes adalah
kentang (Solanum tuberrosum), terong (Solanum melongena), tomat (Solanum
lycopersicum), kecubung (Datura metel), dan cabe (Capsicum sp.),
yang berasal dari Suku Solanaceae. Contoh lainnya adalah jati atau Tectona
grandis (famili Verbenaceae) dan leng-lengan atau Leucas
lavandulifolia (famili Labiateae).
3. Reproduksi Spermatophyta
Berbeda
dengan tumbuhan paku dan lumut, tumbuhan berbiji berkembang biak dengan
bijinya. Biji terbentuk setelah terjadi pembuahan atau reproduksi secara
generatif, melalui sel-sel kelaminnya.
a. Gymnospermae
Reproduksi
aseksual pada Gymnospermae lebih jarang terjadi dibandingkan reproduksi secara
seksual. Berikut ini, kalian akan mempelajari contoh perkembangbiakan seksual
pada pinus (Pinus merkusii). Pinus
memiliki daur hidup yang khas. Pembuahan sel telurnya terjadi di dalam jaringan sporofit induknya.
Seperti Gymnospermae pada umumnya, pinus mempunyai tajuk berbentuk kerucut
(strobilus). Strobilus tersebut merupakan tempat sporangium (mikrosporangium dan
makrosporangium) yang menghasilkan mikrospora dan makrospora.
Pada reproduksi
seksual, mikrospora (gamet jantan) membelah menghasilkan serbuk sari (bersel 4)
yang akan dilepaskan ke udara. Sementara itu, sel telur yang berasal dari
pembelahan megaspora juga terbentuk pada strobilus betina. Setelah serbuk sari
menempel pada strobilus betina maka terjadi perkecambahan serbuk sari.
Serbuk sari membentuk buluh atau tabung serbuk sari yang tipis, dengan membawa
inti sperma menuju sel telur (dapat memakan waktu 1 tahun). Selanjutnya, inti
sperma bersatu dan melebur dengan sel telur membentuk zigot. Zigot berkembang
menjadi embrio dengan mengambil makanan dari endosperm. Pada saat itu, biji
membentuk struktur tambahan berupa sayap tipis. Satu tahun kemudian, kerucut
betina melepaskan bijinya satu persatu. Biji-biji yang bersayap tersebut
menyebar ke tempat-tempat lain (terbang) dengan bantuan angin. Jika biji sampai
pada tempat yang sesuai maka terjadi perkecambahan biji, sehingga akan
terbentuk tumbuhan yang baru.
b. Angiospermae
Tumbuhan
Angisopermae dapat berkembang biak secara seksual maupun secara aseksual.
Karena banyak dimanfaatkan oleh manusia, maka jenis-jenis tumbuhan tersebut
banyak dikembangkan secara aseksual oleh manusia. Secara alami, beberapa
tumbuhan sebenarnya dapat melakukan reproduksi aseksual dengan berbagai cara
seperti dengan tunas maupun secara merunduk. Oleh manusia, reproduksi secara
aseksual tersebut dilakukan dengan menggunakan organ vegetatif, seperti akar
dan batang sehingga disebut reproduksi aseksual buatan.
Organ-organ
vegetatif tumbuhan (akar, batang, dan daun) dapat ditumbuhkan menjadi tumbuhan
baru dengan beberapa cara. Stek merupakan salah satu cara
perkembangbiakan yang banyak dilakukan oleh manusia. Teknik ini dilakukan
dengan mengambil atau memotong bagian tubuh tumbuhan seperti akar, batang, dan
daun. Contohnya adalah pada tanaman ketela pohon, yaitu dengan stek batang.
Jika batang tersebut dipotong menjadi beberapa bagian kemudian ditanam, maka
masing-masing bagian tersebut akan tumbuh menjadi tanaman ketela pohon yang
baru.
Selain
dikembangbiakkan dengan stek, tumbuhan Angiospermae juga dicangkok. Cangkok dilakukan
dengan menghilangkan bagian tertentu kulit batang dan getah tumbuhannya, kemudian
ditutup dengan lumut atau serat kelapa. Setelah bagian yang dicangkok tersebut
mampu membentuk akar, bagian cangkokan tersebut dapat dipotong dan ditanam.
Stek dan cangkok merupakan cara perkembangbiakan vegetatif tradisional. Secara
modern, perbanyakan tumbuhan juga dilakukan melalui teknik rekayasa genetika,
misalnya melalui kultur jaringan dan fusi protoplas.
Selain secara
vegetatif, tumbuhan Angiospermae secara alami berkembang biak secara seksual.
Reproduksi secara seksual pada spermatophyta adalah dengan membentuk biji, yang
dihasilkan dari organ reproduksi yaitu bunga. Reproduksi seksual pada Spermatophyta dimulai
dengan penyerbukan atau polinasi. Polinasi merupakan proses menempelnya
serbuk sari (stamen) pada kepala putik (stigma). Proses tersebut
dapat terjadi dengan bantuan angin, air, atau hewan-hewan penyerbuk
(polinator). Contoh hewan polinator adalah lebah, kupu-kupu, burung kolibri, kelelawar,
dan lain-lain.
Karena proses perkawinannya
yang jelas, yaitu didahului dengan polinasi, maka sebelum terjadi penyerbukan (polinasi),
kepala sari yang telah masak akan membuka. Selanjutnya, serbuk sari yang
terdapat pada kepala sari tersebut akan keluar atau jatuh dan menempel pada
kepala putik. Bagian yang berperan dalam fertilisasi adalah putik (stigma)
dan benang sari (stamen). Putik terdiri dari 3 bagian, yaitu kepala
putik, tangkai putik, dan ovulum. Sementara itu, benang sari terdiri dari
kepala sari dan tangkai sari.
Di dalam
ovulum, terdapat megasporofit yang membelah menjadi empat megaspora. Satu
megaspora yang hidup membelah tiga kali berturut- turut. Hasilnya berupa sebuah
sel besar, disebut kandung lembaga muda yang mengandung delapan
inti. Di ujung ovulum terdapat sebuah lubang (mikropil), sebagai tempat
masuknya saluran serbuk sari ke dalam kandung lembaga. Selanjutnya, tiga dari
delapan inti tadi menempatkan diri di dekat mikropil. Dua dari tiga inti disebut
sel sinergid.
Sementara itu,
inti yang ketiga disebut sel telur. Tiga buah inti lainnya (antipoda)
bergerak ke arah kutub yang berlawanan dengan mikropil (kutub kalaza).
Sisanya, dua inti yang disebut inti kutub, bersatu di tengah kandung
lembaga dan terjadilah sebuah inti diploid (2n). Inti ini disebut inti
kandung lembaga sekunder. Inti kandung lembaga yang
telah masak, disebut megagametofit dan siap untuk dibuahi. Serbuk
sari yang jatuh pada kepala putik yang sesuai, akan berkecambah atau
memunculkan suatu saluran kecil (buluh serbuk sari).
Buluh serbuk
sari semakin tumbuh memanjang di dalam tangkai putik (stilus). Selama
perjalanan buluh menuju ovulum, inti serbuk sari membelah menjadi inti
vegetatif dan inti generatif. Inti vegetatif berfungsi sebagai penunjuk arah
inti generatif dan akan melebur sebelum sampai ke bakal biji (ovulum).
Inti generatif membelah menjadi dua inti sperma yang akan menembus ovarium
(bakal buah) dan sampai ke ovulum (bakal biji).
Di dalam ovulum,
inti serbuk sari (inti sperma) bertemu dengan inti sel telur, sehingga terjadi
peleburan antara kedua inti tersebut. Proses peleburan kedua inti ini, disebut pembuahan
atau fertilisasi. Inti sperma yang satu akan membuahi inti sel telur
membentuk zigot, sedangkan inti sperma lainnya membuahi inti kandung lembaga
sekunder membentuk endosperma. Peristiwa pembuahan ini disebut pembuahan
ganda.
Pada
perkembangan selanjutnya, bakal biji akan tumbuh menjadi biji dan bakal buah
akan menjadi buah yang membungkus biji (pada beberapa spesies tumbuhan). Jika
biji ditumbuhkan di tempat yang sesuai, biji akan berkecambah dan akan
membentuk tumbuhan yang baru.
0 komentar:
Posting Komentar