Kamis, 18 Oktober 2018

Sinergitas Pembelajaran Kelas Nyata dan Kelas Maya


Saat ini, sebagian besar proses pembelajaran yang berlangsung di berbagai lembaga pendidikan dilakukan di ruang kelas dan berlangsung secara tatap muka, biasanya dikenal dengan nama kelas nyata. Menurut penulis, kelas nyata adalah suatu kondisi proses pembelajaran antara guru dan peserta didik yang berlangsung secara tatap muka. Guru bisa berinteraksi secara fisik dengan peserta didik, demikian juga sebaliknya. Aktivitas yang berlangsung di dalam kelas nyata menuntut keaktifan guru dan peserta didik yang sangat dinamis.
Kelas nyata ini mempunyai kelebihan, yaitu (1) efisien, (2) tidak mahal, karena hanya menggunakan sedikit bahan ajar, dan (3) mudah disesuaikan dengan keadaan peserta didik. Namun juga ada kelemahannya, yaitu (1) kurang memperhatikan bakat dan minat peserta didik, (2) berpusat pada guru, (3) sulit digunakan dalam kelompok yang heterogen, dan (4) gaya mengajar yang sering berubah atau perbedaan gaya mengajar antar guru dapat membuat pembelajaran tidak konsisten.
Di sisi lain, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat pesat, membuat para guru dan peserta didik harus bisa mengambil manfaatnya. Jangan sampai kemajuan pesat TIK ini, hanya dijadikan oleh sebagian besar guru dan peserta didik untuk bersosial media saja atau bermain game saja. Setiap guru dan peserta didik harus siap sedia untuk menerapkannya di dalam proses pembelajaran. Bagaimana solusinya?
Diantara solusi itu, para guru dan peserta didik bisa memanfaatkan portal “Rumah Belajar”?. Rumah Belajar merupakan sebuah web pembelajaran yang dikembangkan oleh Kemendikbud sejak tahun 2011, dengan alamat: http://belajar.kemdikbud.go.id.  Web ini dapat dimanfaatkan seluas-luasnya oleh guru, peserta didik dan atau anggota masyarakat lainnya untuk belajar. Portal Rumah belajar terdiri dari 8 fitur utama yaitu Sumber Belajar, BSE (Buku Sekolah Elektronik), Bank Soal, Laboratorium Maya, Peta Budaya, Wahana Jelajah Angkasa, PKB (Pengembangan Keprofesian berkelanjutan)/Diklat Online, Kelas Maya, serta 3 fitur tambahan yaitu: Karya Komunitas, Karya Guru dan Karya Bahasa Sastra.
Sebagai salah satu tugas dan kewajiban Calon Duta Rumah Belajar tahun 2018 tingkat provinsi Jawa Timur (CDRB2018Jatim), penulis akan mensosialisasikan salah satu fitur rumah belajar yang bisa digunakan, yaitu fitur kelas maya. Hal ini dilakukan untuk peningkatan profesionalitas guru melalui keterampilan mengembangkan bahan ajar dan ujian berbasis TIK pada proses pembelajaran di kelas, serta optimalisasi penggunaan perangkat elektronik dan fasilitas jaringan internet di sekolah.
Kelas maya sering juga disebut sebagai virtual class atau kelas virtual. Kelas maya merupakan sistem pembelajaran online antara guru dengan peserta didik, yang dapat dilakukan di luar jam sekolah, kapan saja, dan dimana saja.
Kelas maya ini mempunyai kelebihan, yaitu (1) guru dan peserta didik dapat berkomunikasi, sepanjang terhubung dengan internet, (2) pembelajaran berpusat pada peserta didik, sehingga peserta didik harus aktif dalam pembelajaran, (3) tidak terbatas pada jumlah peserta didik dan ukuran kelas, (3) penilaian dapat dilakukan dengan metode yang lebih bervariasi, dan (4) orang tua/wali murid bisa memonitor perkembangan hasil pembelajaran anaknya.
Namun kelas maya ini juga mempunyai kelemahan, yaitu (1) realtif mahal, karena diperlukan jaringan internet, komputer, laptop, tablet atau gadget untuk mengakses kelas maya, (2) jaringan internet tidak stabil, tidak semua wilayah mempunyai jaringan internet yang kuat, dan (3) tidak semua guru dan peserta didik mempunyai kemampuan yang sama dalam penggunaan TIK.
Kelas maya di Rumah Belajar merupakan sebuah learning management system (LMS) yang dikembangkan khusus untuk memfasilitasi terjadinya pembelajaran dalam jaringan (online) antara peserta didik dan guru kapan saja, di mana saja. Pada waktu tertentu yang terjadwal oleh guru, peserta didik dapat mengikuti pembelajaran virtual dengan pendidik melalui alat komunikasi synkronous (chat, video conference, audio conference, desktop sharing, whiteboard).
Strategi pembelajaran di Kelas Maya lebih bersifat konstruktivistik yang menuntut pembelajaran aktif dan berpusat pada peserta didik sehingga mendorong keterampilan peserta didik Pembelajaran kelas maya ini menggunakan teknologi pembelajaran (Rumah Belajar) untuk merancang, menyampaikan, dan mengatur pembelajaran formal dan informal serta berbagi pengetahuan, sehingga model pembelajaran kelas maya ini dirancang sebagai pelengkap kegiatan pembelajaran di kelas dengan lebih banyak pada aktivitas synkronous berdasarkan fasilitas TIK yang tersedia di sekolah.
Komponen pendukung pembelajaran kelas maya yaitu: (1) Konten untuk pembelajaran, berhubung pembelajaran dilakukan tanpa tatap muka, jadi pendidik harus memberikan materi (konten) untuk peserta didik, (2) Perangkat keras (hardware), berupa komputer, laptop, tablet, maupun smartphone, (3) Perangkat lunak (software), seperti LMS, dll, (4) Strategi komunikasi, menyangkut bagaimana peserta didik mengikuti pembelajaran, mengerjakan tugas, dan mengikuti ujian, (5) Jaringan internet, kelas maya tidak bisa berjalan tanpa internet. Jadi ketersediaan internet adalah wajib.
Implementasi pemanfaatan TIK dalam pembelajaran melibatkan pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, guru, peserta didik, admin (operator) dan orang tua. Sekolah sebagai penyelenggara kelas maya, sehingga sekolah melalui kepala sekolah membuat kebijakan untuk membuka kelas maya, mengatur, merencanakan, dan melaksanakan pembelajaran melalui kelas maya.
Pendidik sebagai pengelola kelas maya memiliki peran dalam keberhasilan pelaksanaan kelas maya. Hal ini terkait tugas-tugas yang harus dilakukan pendidik dalam merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran melalui kelas maya.
Peserta didik sebagai peserta kelas maya mendapatkan fasilitas pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu materi. Peserta kelas maya dituntut kemandirian dan kesungguhan dalam mengikuti kelas maya ini.
Administrator memiliki hak akses dalam mengelola keseluruhan sistem diantaranya mengelola master data sistem (mata pelajaran, kelas, statistik), mengelola akses seluruh pengguna sistem (penyelenggara, guru, peserta didik), mengatur pengelolaan seluruh kelas, monitoring seluruh aktivitas sistem pembelajaran, monitoring seluruh aktivitas pengguna sistem. Administrator dari Pustekkom dan sekolah.
Untuk mensinergikan antara kelas nyata dan kelas maya, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, yaitu (1) Guru harus punya akun di portal rumah belajar, Kemdikbud, (2) Guru harus menghubungi admin portal rumah belajar agar dibuatkan akun kelas maya (baik sebagai penyelenggara, guru, maupun peserta didik), (3) Jika guru sudah mendapat akun dari admin portal rumah belajar, baik sebagai sekolah penyelenggara maupun guru. Maka akun kelas maya sudah siap digunakan oleh sekolah dan guru, (4) saat berlangsung pembelajaran di kelas nyata, guru dan peserta didik bisa mendaftar secara bersama-sama ( sebagai guru dan peserta didik), (5) Guru dan peserta didik sudah punya akun masing-masing, dan (6) selesai.
Selanjutnya guru berinteraksi di dalam kelas maya dengan para peserta didik. Agar lebih baik lagi interaksinya, guru bisa menambahkan beberapa komponen yang ada di dalam kelas maya, yaitu (1) konten atau isi kelas maya (tujuan belajar, deskripsi, jumlah kegiatan belajar, jumlah dan kreativitas media belajar), (2) aktivitas kelas (diskusi, kuis/tugas, ujian), dan (3) jumlah kelas maya yang aktif (ada guru, peserta didik dan materi)
Jika langkah-langkah singkat di atas bisa diterapkan oleh guru dan peserta didik, maka sinergitas kelas nyata dan kelas maya bisa berlangsung secara baik. Akhirnya, mutu dan proses pembelajaran bisa berlangsung lebih baik lagi. Aamiin ....





Lokasi: Jl. Jaksa Agung Suprapto No.73, Rw. II, Gn. Sekar, Kec. Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur 69216, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar