Saat ini,
sebagian besar proses pembelajaran yang berlangsung di berbagai lembaga
pendidikan dilakukan di ruang kelas dan berlangsung secara tatap muka, biasanya
dikenal dengan nama kelas nyata. Menurut penulis, kelas nyata adalah suatu
kondisi proses pembelajaran antara guru dan peserta didik yang berlangsung
secara tatap muka. Guru bisa berinteraksi secara fisik dengan peserta didik,
demikian juga sebaliknya. Aktivitas yang berlangsung di dalam kelas nyata
menuntut keaktifan guru dan peserta didik yang sangat dinamis.
Kelas nyata ini mempunyai kelebihan, yaitu (1) efisien, (2) tidak
mahal, karena hanya menggunakan sedikit bahan ajar, dan (3) mudah disesuaikan
dengan keadaan peserta didik. Namun juga ada kelemahannya, yaitu (1) kurang
memperhatikan bakat dan minat peserta didik, (2) berpusat pada guru, (3) sulit
digunakan dalam kelompok yang heterogen, dan (4) gaya mengajar yang sering
berubah atau perbedaan gaya mengajar antar guru dapat membuat pembelajaran
tidak konsisten.
Di sisi
lain, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat pesat,
membuat para guru dan peserta didik harus bisa mengambil manfaatnya. Jangan
sampai kemajuan pesat TIK ini, hanya dijadikan oleh sebagian besar guru dan
peserta didik untuk bersosial media saja
atau bermain game saja. Setiap guru
dan peserta didik harus siap sedia untuk menerapkannya di dalam proses
pembelajaran. Bagaimana solusinya?
Diantara
solusi itu, para guru dan peserta didik bisa memanfaatkan portal “Rumah Belajar”?.
Rumah Belajar merupakan sebuah web pembelajaran yang dikembangkan oleh
Kemendikbud sejak tahun 2011, dengan alamat: http://belajar.kemdikbud.go.id.
Web ini dapat dimanfaatkan seluas-luasnya oleh guru, peserta didik dan
atau anggota masyarakat lainnya untuk belajar. Portal Rumah belajar terdiri
dari 8 fitur utama yaitu Sumber Belajar, BSE (Buku Sekolah Elektronik), Bank
Soal, Laboratorium Maya, Peta Budaya, Wahana Jelajah Angkasa, PKB (Pengembangan
Keprofesian berkelanjutan)/Diklat Online, Kelas Maya, serta 3 fitur tambahan
yaitu: Karya Komunitas, Karya Guru dan Karya Bahasa Sastra.
Sebagai salah satu tugas
dan kewajiban Calon Duta Rumah Belajar tahun 2018 tingkat provinsi Jawa Timur
(CDRB2018Jatim), penulis akan mensosialisasikan salah satu fitur rumah belajar yang
bisa digunakan, yaitu fitur kelas maya. Hal ini dilakukan untuk peningkatan
profesionalitas guru melalui keterampilan mengembangkan bahan ajar dan ujian
berbasis TIK pada proses pembelajaran di kelas, serta optimalisasi penggunaan
perangkat elektronik dan fasilitas jaringan internet di sekolah.
Kelas maya sering juga
disebut sebagai virtual class atau
kelas virtual. Kelas maya merupakan sistem pembelajaran online antara guru dengan
peserta didik, yang dapat dilakukan di luar jam sekolah, kapan saja, dan dimana
saja.
Kelas maya ini mempunyai kelebihan, yaitu (1) guru dan peserta didik
dapat berkomunikasi, sepanjang terhubung dengan internet, (2) pembelajaran
berpusat pada peserta didik, sehingga peserta didik harus aktif dalam
pembelajaran, (3) tidak terbatas pada jumlah peserta didik dan ukuran kelas,
(3) penilaian dapat dilakukan dengan metode yang lebih bervariasi, dan (4)
orang tua/wali murid bisa memonitor perkembangan hasil pembelajaran anaknya.
Namun kelas maya ini juga mempunyai kelemahan, yaitu (1) realtif
mahal, karena diperlukan jaringan internet, komputer, laptop, tablet atau gadget untuk mengakses kelas maya, (2) jaringan
internet tidak stabil, tidak semua wilayah mempunyai jaringan internet yang
kuat, dan (3) tidak semua guru dan peserta didik mempunyai kemampuan yang sama
dalam penggunaan TIK.
Kelas maya di Rumah Belajar merupakan
sebuah learning management system
(LMS) yang dikembangkan khusus untuk memfasilitasi terjadinya pembelajaran
dalam jaringan (online) antara peserta
didik dan guru kapan saja, di mana saja. Pada waktu tertentu yang terjadwal
oleh guru, peserta didik dapat mengikuti pembelajaran virtual dengan pendidik melalui alat komunikasi synkronous (chat, video conference, audio conference, desktop sharing, whiteboard).
Strategi pembelajaran di Kelas Maya
lebih bersifat konstruktivistik yang menuntut pembelajaran aktif dan berpusat
pada peserta didik sehingga mendorong keterampilan peserta didik Pembelajaran
kelas maya ini menggunakan teknologi pembelajaran (Rumah Belajar) untuk
merancang, menyampaikan, dan mengatur pembelajaran formal dan informal serta
berbagi pengetahuan, sehingga model pembelajaran kelas maya ini dirancang
sebagai pelengkap kegiatan pembelajaran di kelas dengan lebih banyak pada
aktivitas synkronous berdasarkan
fasilitas TIK yang tersedia di sekolah.
Komponen pendukung pembelajaran kelas
maya yaitu: (1) Konten untuk pembelajaran, berhubung pembelajaran dilakukan
tanpa tatap muka, jadi pendidik harus memberikan materi (konten) untuk peserta
didik, (2) Perangkat keras (hardware),
berupa komputer, laptop, tablet, maupun smartphone,
(3) Perangkat lunak (software),
seperti LMS, dll, (4) Strategi komunikasi, menyangkut bagaimana peserta didik
mengikuti pembelajaran, mengerjakan tugas, dan mengikuti ujian, (5) Jaringan
internet, kelas maya tidak bisa berjalan tanpa internet. Jadi ketersediaan
internet adalah wajib.
Implementasi pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran melibatkan pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, guru, peserta
didik, admin (operator) dan orang tua. Sekolah sebagai penyelenggara kelas
maya, sehingga sekolah melalui kepala sekolah membuat kebijakan untuk membuka
kelas maya, mengatur, merencanakan, dan melaksanakan pembelajaran melalui kelas
maya.
Pendidik sebagai pengelola kelas maya
memiliki peran dalam keberhasilan pelaksanaan kelas maya. Hal ini terkait
tugas-tugas yang harus dilakukan pendidik dalam merencanakan, mempersiapkan,
melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran melalui kelas maya.
Peserta didik sebagai peserta
kelas maya mendapatkan fasilitas pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman
terhadap suatu materi. Peserta kelas maya dituntut kemandirian dan kesungguhan
dalam mengikuti kelas maya ini.
Administrator memiliki hak akses
dalam mengelola keseluruhan sistem diantaranya mengelola master data sistem
(mata pelajaran, kelas, statistik), mengelola akses seluruh pengguna sistem
(penyelenggara, guru, peserta didik), mengatur pengelolaan seluruh kelas,
monitoring seluruh aktivitas sistem pembelajaran, monitoring seluruh aktivitas
pengguna sistem. Administrator dari Pustekkom dan sekolah.
Untuk mensinergikan antara kelas nyata
dan kelas maya, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, yaitu (1) Guru harus
punya akun di portal rumah belajar, Kemdikbud, (2) Guru harus menghubungi admin
portal rumah belajar agar dibuatkan akun kelas maya (baik sebagai
penyelenggara, guru, maupun peserta didik), (3) Jika guru sudah mendapat akun
dari admin portal rumah belajar, baik sebagai sekolah penyelenggara maupun
guru. Maka akun kelas maya sudah siap digunakan oleh sekolah dan guru, (4) saat
berlangsung pembelajaran di kelas nyata, guru dan peserta didik bisa mendaftar
secara bersama-sama ( sebagai guru dan peserta didik), (5) Guru dan peserta
didik sudah punya akun masing-masing, dan (6) selesai.
Selanjutnya guru berinteraksi di dalam
kelas maya dengan para peserta didik. Agar lebih baik lagi interaksinya, guru
bisa menambahkan beberapa komponen yang ada di dalam kelas maya, yaitu (1)
konten atau isi kelas maya (tujuan belajar, deskripsi, jumlah kegiatan belajar,
jumlah dan kreativitas media belajar), (2) aktivitas kelas (diskusi,
kuis/tugas, ujian), dan (3) jumlah kelas maya yang aktif (ada guru, peserta
didik dan materi)
Jika langkah-langkah singkat di atas
bisa diterapkan oleh guru dan peserta didik, maka sinergitas kelas nyata dan
kelas maya bisa berlangsung secara baik. Akhirnya, mutu dan proses pembelajaran
bisa berlangsung lebih baik lagi. Aamiin ....